Jepara, Lintasmuria.com – Warga Karimunjawa mengusulkan perubahan nama Kecamatan Karimunjawa menjadi Kecamatan Kepulauan Karimunjawa. Usulan ini dinilai penting agar nama wilayah lebih mencerminkan kondisi geografis dan kehidupan masyarakat setempat.
Usulan ini disampaikan oleh Bambang Zakaria, aktivis asal Desa Kemujan, yang akrab disapa Jack. Ia menyebut masyarakat Karimunjawa memiliki kehidupan dan budaya yang berbeda dengan masyarakat daratan.
“Kami masyarakat kepulauan. Kami hidup dikelilingi oleh laut yang luas. Dan tinggal di daratan yang kecil dan terbatas,” kata Jack, dikutip dari Murianews, Sabtu (2/8/2025).
Ia menilai, kebijakan pemerintah selama ini tidak sesuai dengan kondisi mereka sebagai masyarakat kepulauan. Banyak kebijakan yang dianggap dibuat dengan pendekatan daratan, sehingga tidak adil bagi warga Karimunjawa.
“Selama ini pemerintah menerapkan kebijakan yang biasa diterapkan pada masyarakat daratan. Sehingga yang kami terima tidak berkeadilan,” ungkapnya.
Jack menyebut perlakuan yang sama dari Pemkab Jepara terhadap semua kecamatan, termasuk Karimunjawa, justru merugikan masyarakat pulau. Ketimpangan paling terasa ada di layanan kesehatan.
“Untuk mendapatkan hak kesehatan, masyarakat harus berjuang sendiri mengarungi ganasnya laut agar bisa sampai di Jepara,” ucapnya.
Di bidang sosial, ia menyoroti kesulitan warga saat kembali dari Jepara ke Karimunjawa. Tiket kapal sering habis, dan meski menunjukkan KTP, mereka tetap tak bisa naik kapal.
“Kalau kami beli tiket kapal, kadang-kadang kehabisan. Kami sodorkan KTP juga tidak diterima. Karena memang penuh. Akhirnya seringkali kami terlantar,” ujarnya.
Dalam dunia pendidikan, Jack menyebut mayoritas guru berasal dari luar Karimunjawa, sehingga sulit memahami kearifan lokal.
Ia juga menyoroti keberadaan Balai Taman Nasional (BTN) Karimunjawa yang mengatur sebagian wilayah laut, padahal laut menjadi sumber penghidupan utama warga.
“Laut dimiliki dan di-hak i oleh BTN. Kami yang budayanya sebagai pelaut, mencari nafkah di laut, merasa numpang,” tegasnya.
Jack dan sejumlah warga kini terus mengkampanyekan perubahan nama kecamatan sebagai langkah awal untuk memperjuangkan perlakuan yang lebih adil dari pemerintah.
“Kita harus berubah. Kalau tidak, ya, nasib kami akan begini-begini saja seterusnya,” tandas Jack. (Red)


















