Pati, Lintasmuria.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah meluncurkan program Konvergensi Penanganan Kemiskinan Lintas Sektor di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (4/8/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur, mulai dari Babinsa, Bhabinkamtibmas, pendamping PKH, PLKP, PPL, Kepala Desa, hingga Bupati dan Wakil Bupati dari wilayah eks-Karesidenan Pati.
Hadir pula jajaran TNI-Polri seperti Dandim dan Kapolres, guna menyamakan persepsi dan langkah dalam menanggulangi kemiskinan secara bersama.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mengoptimalkan penanganan kemiskinan.
“Kami kumpulkan semua unsur terkait, agar memiliki pemahaman dan arah yang sama dalam menangani kemiskinan,” ujarnya.
Strategi utama program ini adalah pembentukan superteam, yaitu tim terpadu yang mengintegrasikan seluruh program bantuan sosial—seperti PKH, bantuan rumah tidak layak huni (RTLH), layanan kesehatan, dan pendidikan—ke dalam satu sistem.
“Indikator kemiskinan digabungkan dalam satu skema besar. Program sosial yang sebelumnya berjalan terpisah kini disatukan agar lebih efektif dan tepat sasaran,” jelas Gubernur.
Dalam pelaksanaannya, Babinsa dan Bhabinkamtibmas akan memegang peran penting. Mereka ditugaskan melakukan pengawasan dan pengecekan langsung ke lapangan secara rutin.
“Mereka bertugas door to door, berinteraksi dengan masyarakat dalam program sambang dan komunikasi sosial, sekaligus membantu pemerintah desa dan kabupaten melakukan pengecekan final di lapangan,” tambahnya.
Evaluasi program akan dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk memastikan capaian dan ketepatan sasaran. Gubernur menyebut, sejak awal pelaksanaan program ini, angka kemiskinan di Jawa Tengah berhasil ditekan dari 9,58% menjadi 9,48%.
“Penurunan 0,10 persen itu berarti lebih dari dua juta warga berhasil keluar dari garis kemiskinan. Ini bukti kalau upaya terstruktur dan kerja sama antar sektor sangat penting,” tegasnya. (Red)

















